Selasa, 23 Mei 2017

Si Mungil Kaos Kaki Part 2

Pagi itu, cerah seperti pagi-pagi biasanya. Keluar dari asrama pukul 06.00 AM, langsung menuju zona kebersihan kelas masing-masing dan dilanjut dengan apel pagi sebelum masuk ke kelas untuk KBM atau biasa disebut dengan Kegiatan Belajar Mengajar.

Tapi berbeda dengan kami yang saat itu sekitar 15 orang. Kami berlimabelas tidak menuju ke ruang kegiatan belajar mengajar atau biasa disebut dengan singkatan RKB, melainkan pergi ke GOR(Gedung Olahraga) di pusat kota Kayuagung. Yuppss, saat itu kami berlimabelas mewakili SMA tercinta, SMAN 3 Unggulan Kayuagung untuk lomba olahraga tradisional tingkat kabupaten Ogan Komering Ilir.

3 cabang olahraga yang masing-masingnya adalah Hadang, Terompah Panjang dan Egrang. Mungkin sebagian besar dari pembaca, tak mengerti ketiga cabang olahraga tersebut. Yah maklum, itu olahraga tradisional. Aku bersama 6 teman perempuan yang lain mengikuti cabang olahraga tradisional hadang, dan selebihnya mengikuti di cabang olahraga tradisional yang lain.

Saat beraksi pun tiba. 2 pembina sekaligus guru olahraga di SMAku menjadi salah satu penyemangat, ditambah beberapa teman lain di cabang olahraga yang berbeda. Dan 7 perempuan tangguh ini sedang show up dengan totalitasnya. Namun kami merasa sedikit terkendala, menurut temanku permainan itu terlalu berat jika dengan mengenakan sepatu, Alhasil, kita melepas sepatu dan hanya memakai kaos kaki saja. Dan ternyata, shift selanjutnya lebih terasa berat menurutku. Bagaimana tidak, medan pertempuran memakai lapangan futsal yang begitu amat licin jika tak mengenakan sepatu.

Akhirnya kami berembuk kembali, dan keputusan adalah dengan melepas kaos kaki. Itu artinya bahwa aku pun juga harus melepas kaos kakiku. Awalnya aku tak mau, dan aku tetap memilih memakai kaos kaki. Tapi apa daya, dari timku sendiri tak ada yang menahanku untuk tetap aku mengenakannya dan bilang bahwa dibuka untuk event kali ini saja. Ahhhh akupun mengiyakannya...

2  teman laki-laki SMAku yang saat itu adalah juga peserta Egrang, menjadi penonton sekaligus supporter buat kami. Aku menepi dari lapangan dan mengambil posisi jongkok berdekatan dengan tempat mereka duduk. Celana training sudah aku singkapkan, hendak melepas kaos kaki yang aku kenakan. Ahhh aku sedikit menitikkan air mata kala itu, untuk pertama kalinya aku harus membuka kaos kaki setelah aku berazzam untuk istiqomah memakainya.

2 teman laki-laki tadi, mereka adalah Tri Bayuaji dan Taufik Hidayat. Mereka terhenyak ketika melihatku menyingkapkan training dan hendak melepas kaos kaki. Dengan nada tegasnya, mereka berusaha menghentikanku untuk melakukan hal itu. Kalimat-kalimat pamungkas dan kalimat-kalimat penguat pun silih berganti keluar mereka ucapkan padaku untuk tidak melepas kaos kaki apapun yang terjadi.

Dan entahlah, salah satu kalimat yang sangat aku ingat adalah yang diucapkan Triba, "Bell ingat perjuanganmu selama ini dengan kaos kaki itu. Memangnya kamu semudah itu mau buka lagi meskipun sebentar. Yang memenangkan event ini bukan kita, melainkan Allah. Fikirkan lagi Bell. Yang jelas, kami berdua sama sekali ngga setuju kalo kamu melepasnya".

Ahhh air mata yang tadinya hanya sekedar menjadi kaca-kaca, kelopakku tak mampu membendung dan akhirnya mengalir sedikit lebih deras. Bukan apa yang aku tangisi, tapi kepedulian merekalah yang aku banggakan hingga tak mampu menahan butiran airmata,, ceilahhh kan aku jadi rindu mereka...

Okehhh, aku mengurungkan niatku melepas kaos kaki dan kemudian kembali ke lapangan untuk melanjutkan permainan. Yappp, kaos kaki masih kukenakan dan aku tambahkan sepatu biar tak terlalu licin saat beraksi di lapangan. Sembari berlari memainkan perlombaan, aku masih merenungkan apa yang barusan terjadi. Yahh, aku sadar semuanya. Lagipula gerakku juga sama sekali tak terbatasi sedikitpun meski tetap pakai sepatu, tapi memang agak sedikit berat deng, yahh memang akunya yang membatasi diri hhe dan alhamdulillah, perlombaan tingkat kecamatan itu manghantarkan kami sampai pada tingkat nasional yang diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan 2015 lalu...

Lagi-lagi kaos kaki, peristiwa kaos kaki semuanya terjadi ketika aku masih di kelas XI. Hikmah yang bisa aku ambil adalah bahwa aku meyakini ini semua dari Allah untuk menguji seberapa kuat tekadku pada kaos kaki ini...